Bank Indonesia (BI) akan mempertahankan suku bunga acuannya sebesar 5,75% minggu depan dan membiarkannya tetap di sana selama sisa tahun ini karena inflasi akan tetap berada di kisaran target 2-4% bank sentral, jajak pendapat terhadap para ekonom mengungkapkan.
Mengutip laporan Reuters, Inflasi utama di negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara ini turun ke level terendah dalam 14 bulan terakhir yaitu 3,52% pada Juni dan inflasi inti menjadi 2,58%, yang mengisyaratkan bahwa BI dapat mempertahankan tingkat suku bunga acuan, meskipun para pengambil kebijakan di AS, Inggris, dan Zona Euro memperkirakan akan menaikkan suku bunga lebih lanjut.
Dengan inflasi yang diperkirakan akan tetap berada di kisaran target 2%-4% bank sentral, fokus saat ini adalah menjaga stabilitas rupiah.
Mata uang rupiah naik sekitar 4% di tahun ini terhadap dollr AS namun berada di bawah tekanan setelah komentar-komentar hawkish dari pejabat the Fed baru-baru ini yang mengisyaratkan akan adanya lebih banyak lagi kenaikan suku bunga AS, yang bisa jadi indikasi bahwa BI akan tetap berhati-hati dalam kebijakan moneternya.
Seluruh 31 ekonom dalam jajak pendapat pada 14-19 Juli memperkirakan bahwa bank sentral Indonesia akan mempertahankan suku bunga acuannya sebesar 5,75% di akhir rapat 24-25 Juli.
Mayoritas ekonom, 20 dari 28 ekonom, memprediksi BI akan mempertahankan suku bunga acuan di level tersebut untuk sisa tahun ini, dan hanya delapan ekonom yang memprediksi penurunan suku bunga setidaknya 25 basis poin.
Indonesia catat surplus perdagangan yang besar senilai $3,46 miliar pada bulan lalu, meskipun ekspor melemah, saat impor turun lebih cepat daripada yang diperkirakan. Hal ini mendorong ekspektasi di kalangan investor bahwa BI akan menurunkan suku bunga sebelum akhir tahun.
Namun, perkiraan median dalam jajak pendapat menunjukkan adanya potensi pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 5,50% pada kuartal pertama 2024.
Tidak seperti negara-negara Asia lainnya, BI mungkin akan memangkas suku bunga lebih awal, dengan inflasi diperkirakan akan mencapai rata-rata 3,8% tahun ini dan turun lebih lanjut menjadi 3,0% tahun depan, masih berada dalam kisaran target BI 2% hingga 4%.
Meskipun ekspor mendorong perekonomian Indonesia pada tahun 2022, pertumbuhan negara kaya sumber daya alam ini diperkirakan akan melambat tahun ini karena harga komoditas yang moderat dan ekonomi China yang goyah, mitra dagang dan investasi terbesar Indonesia.
Pertumbuhan ekonomi diperkirakan mencapai 4,9% tahun ini, turun dari 5,3% di tahun 2022. Kemudian diharapkan akan naik menjadi 5,0% tahun depan.
( INVESTING )