Setelah sempat berbalik turun ke sekitar $102.75 per barel pada hari Selasa, karena menguatnya dollar AS ditengah sentimen pasar yang risk-off dan masuknya arus safe-haven, pada hari Rabu harga minyak mentah berjangka benchmark Amerika, West Texas Intermediate (WTI) di bursa Nymex semula bertahan di $102, namun akhirnya bergerak melanjutkan penurunannya menembus $100.00 ke sekitar $99.00 per barel.
Perang Rusia – Ukraina masih menjadi penggerak terdepan di pasar dengan semakin banyaknya sanksi ekonomi yang dikenakan terhadap Rusia atas kekejaman perangnya terhadap penduduk Ukraina. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa kemungkinan dia tidak bisa bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di tengah kejahatan perang yang dilakukan oleh tentara Rusia di Bucha.
Negara-negara Eropa dan AS terus mengumumkan lebih banyak sanksi yang akan datang, sementara Uni Eropa sedang mempelajari pelarangan impor batubara dari Rusia. Hal ini membuat harga energi semula tetap tinggi di sekitar $102.00 dengan negara-negara Eropa sedang mempertimbangkan untuk melarang impor energi dari Rusia.
Namun laporan mengatakan bahwa International Energy Agency (IEA) akan merilis 120 juta barel minyak mentah di dalam usaha untuk mendinginkan pasar minyak mentah. AS akan memberikan kontribusi 60 juta barel dari total 120 juta barel tersebut dan akan dimasukkan sebagai bagian dari 180 juta barel yang telah diumumkan sebelumnya pada minggu lalu. 60 juta barel lagi akan datang dari negara-negara lainnya. Hal ini membuat jatuh harga minyak mentah WTI menembus ke bawah $100.00.
“Support” terdekat menunggu di $98.00 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $97.00 dan kemudian $95.11. “Resistance” yang terdekat menunggu di $100.31 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $102.26 dan kemudian $104.12.
( vibiznews )