Setelah mengalami kenaikan ke arah $77.00 di sekitar $76.88, harga minyak mentah berjangka benchmark Amerika, West Texas Intermediate (WTI) di bursa Nymex pada jam perdagangan sesi AS hari Rabu terkoreksi kembali ke sekitar $75.93 per barel.
Harga minyak mentah diperkirakan akan meneruskan kenaikannya dengan tekanan inflasi di perekonomian AS mulai melemah. Namun setelah terjadi penurunan yang signifikan di dalam Consumer Price Index (CPI) AS bulan Juni, dan melemahnya kondisi pasar tenaga kerja, permintaan ritel telah terpukul disebabkan semakin tingginya tingkat bunga dari Federal Reserve AS.
Sementara itu, pemulihan ekonomi di perekonomian Cina telah goyah dengan munculnya angka GDP kuartal kedua yang lemah. Hal ini telah memaksa para investor institusi untuk memangkas perkiraan GDP tahunan mereka dan mensyaratkan lebih banyak stimulus. Sebagai negara pengimpor minyak mentah terbesar di dunia, turunnya pertumbuhan ekonomi di Cina akan berdampak besar terhadap harga minyak mentah.
Data inventori minyak mentah AS untuk minggu yang berakhir pada tanggal 14 Juli akan diperhatikan dengan seksama. Persediaan minyak mentah AS yang akan dilaporkan oleh Energy Information Administration (EIA) AS diperkirakan akan turun sebanyak 2.25 juta barel.
Support & Resistance
“Support” terdekat menunggu di $74.39 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $73.07 dan kemudian $72.32. “Resistance” yang terdekat menunggu di $76.45 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $77.20 dan kemudian $78.52.
( VIBIZNEWS )