Setelah terus tertekan turun, harga minyak mentah berjangka benchmark Amerika, West Texas Intermediate (WTI) di bursa Nymex pada jam perdagangan sesi AS hari Selasa berhasil memperoleh daya tarik di sekitar $74.30 dan naik ke sekitar $75.72 per barel.
Harga minyak mentah WTI turun dari puncakya di atas $77 setelah angka pertumbuhan ekonomi GDP Cina muncul lebih lemah daripada yang diperkirakan sehingga membangkitkan keprihatinan akan perlambatan ekonomi di negara konsumen minyak mentah terbesar nomor dua di dunia.
Menurut data yang dirilis oleh National Bureau of Statistics of China GDP Cina kuartal ke dua hanya berkembang 6.3% per tahun, di bawah dari yang diperkirakan oleh para ekonom sebesar 7.3%. Sekalipun secara kuartalan GDP Cina naik 0.8% lebih tinggi daripada yang diperkirakan, namun masih jauh lebih rendah dari kuartal pertama sebesar 2.2%.
Utusan perubahan iklim AS John Kerry bertemu dengan diplomat perubahan iklim Cina Xie Zhenhua pada hari Selasa dalam usaha untuk membangun kembali saling mempercayai di antara ke dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia. Para trader minyak terus memperhatikan event ini untuk mencari petunjuk yang baru mengenai harga minyak mentah. Munculnya ketegangan baru antara AS dengan Cina bisa menahan potensi naik dari harga minyak mentah.
Di sisi lain, pemangkasan supply Arab Saudi dan melemahnya inflasi di AS telah mendorong naik harga minyak mentah belakangan ini. Ekspor Rusia diperkirakan akan turun sampai 100.00 – 200.000 barel per hari pada bulan depan, yang menunjukkan bahwa Moskow menepati janjinya untuk memangkas produksi bersama-sama dengan Arab Saudi.
Support & Resistance
“Support” terdekat menunggu di $73.23 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $72.41 dan kemudian $71.76. “Resistance” yang terdekat menunggu di $76.83 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $77.66 dan kemudian $78.50.
( VIBIZNEWS )