Harga minyak mentah berjangka benchmark Amerika, West Texas Intermediate (WTI) di bursa Nymex pada jam perdagangan sesi AS hari Rabu melanjutkan kenaikan ke sekitar $75.60 per barel.
Harga minyak mentah WTI melanjutkan kenaikannya didorong oleh pemangkasan supply oleh Arab Saudi dan Rusia, sementara kekuatiran akan perlambatan ekonomi global yang disebabkan oleh rendahnya pertumbuhan ekonomi Cina membatasi kenaikan harga minyak mentah WTI.
Pemangkasan produksi minyak mentah sebanyak 1,5 juta barel oleh Arab Saudi dan Rusia menjadi penyebab utama kenaikan harga minyak mentah.
Kenaikan harga minyak mentah juga diperkuat oleh semakin melemahnya dolar AS. Indeks dolar AS turun lebih jauh ke 100.270, penurunan lebih dari 1% dalam sehari karena angka Consumer Price Index (CPI) AS yang keluar lebih rendah daripada yang diperkirakan pasar.
Angka CPI bulanan pada bulan Juni hanya naik 0.2%, di bawah daripada yang diperkirakan 0.3%. Pada periode yang sama, angka CPI tahunan naik 0.3% YoY sementara angka inti tahunan muncul di 4.8%, di bawah daripada yang diperkirakan oleh partisipan pasar di 5%.
Angka-angka CPI ini menunjukkan bahwa tekanan harga terus melemah, sehingga kebutuhan untuk menambah pengetatan moneter telah berkurang. Sekalipun Federal Reserve AS membuat catatan bahwa kenaikan tingkat bunga lebih lanjut diperlukan untuk memerangi inflasi yang tinggi yang keras kepala, namun dengan tekanan melemah bulan demi bulan, akhir dari siklus pengetatan sekarang ini semakin mendekat.
Sementara itu, International Energy Agency (IEA) menegaskan bahwa permintaan minyak mentah dari Cina dan negara-negara maju, bervariasi dengan pemangkasan supply yang terbaru, akan membuat pasar minyak mentah menjadi ketat selama paruh ke dua dari tahun 2023.
Support & Resistance
“Support” terdekat menunggu di $74.92 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $73.06 dan kemudian $72.52. “Resistance” yang terdekat menunggu di $76.57 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $77.35 dan kemudian $78.50.
( VIBIZNEWS )