Pair AUDUSD pada akhir sesi Amerika hari Jumat dinihari (13/5/2022) ditutup menguat moderat setelah melemah 4 sesi berturut. Ausie terjun ke ke level terendah dalam hampir dua tahun oleh lonjakan dolar AS meski sebagian harga komoditas menguat.
Aussie tertekan ke posisi terendah sejak Juni 2020 karena kekhawatiran perlambatan ekonomi global dengan data inflasi AS yang lebih tinggi dari perkiraan memperkuat proyeksi pada pengetatan Federal Reserve yang agresif.
Aussie terus terdepresiasi meskipun ada perubahan hawkish yang mengejutkan dari Reserve Bank of Australia, yang memulai siklus kenaikan suku bunga dengan kenaikan 25 basis poin yang lebih besar dari perkiraan pada 3 Mei.
RBA secara tajam menaikkan perkiraannya untuk inflasi inti baru-baru ini, tanpa kembali ke kisaran target 2-3% yang perkirakan hingga 2024 bahkan dengan asumsi serangkaian kenaikan tarif. Pasar memperkirakan kenaikan seperempat poin lagi menjadi 0,6% pada bulan Juni dan kenaikan setiap bulan mendekati 3% pada akhir tahun.
Harga minyak mentah WTI rebound ke atas $106 per barel, memantul dari posisi terendah harian sekitar $103 karena dibebani pasokan global yang lebih ketat yang berasal dari invasi Rusia ke Ukraina terhadap prospek ekonomi global yang melemah dan kekhawatiran tentang permintaan yang lemah.
Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap banyak rival utamanya di pasar uang Amerika melayang di dekat level tertinggi 19 tahun setelah inflasi AS lebih tinggi dari perkiraan yang menjaga Federal Reserve di jalur untuk mengetatkan kebijakan moneter secara agresif.
Secara teknikal menurut analyst Vibiz Research Center pair AUDUSD menguat, pair yang ditutup sebelumnya pada posisi 0.6852 akan berpotensi mendaki ke posisi 0.6880 sebelum naik ke R1 dan R2. Namun jika terkoreksi kembali akan turun ke posisi 0.6832 sebelum meluncur ke posisi S1 hingga S2.
R3 | R2 | R1 | Pivot | S1 | S2 | S3 |
0.7052 | 0.7002 | 0.6938 | 0.6878 | 0.6803 | 0.6754 | 0.6680 |
Buy Avg | 0.6920 | Sell Avg | 0.6810 |
( vibiznews )