Rekomendasi EUR/USD Mingguan 5 – 9 Desember 2022: Berhasil Mempertahankan Bullish namun Turun dari Ketinggian 6 Bulan.

Rekomendasi EUR/USD Mingguan 5 – 9 Desember 2022: Berhasil Mempertahankan Bullish namun Turun dari Ketinggian 6 Bulan.

Pasangan matauang EUR/USD memulai bulan Desember dengan pijakan yang kuat, mencapai ketinggian enam bulan yang baru di 1.0540. Dolar AS berusaha untuk mengambil kembali pijakannya pada permulaan minggu yang lalu namun tertekan oleh aksi jual yang kuat setelah pidato dari ketua Federal Reserve AS Jerome Powell di dalam event swasta yang diorganisir oleh Brookings Instituion.

Apa yang Terjadi Pada Minggu Lalu?

Memulai minggu perdagangan yang baru pada minggu lalu di 1.0395, EUR/USD mengakhiri minggu lalu dengan kenaikan ke 1.0540. EUR/USD sempat tertekan turun ke arah 1.0400 pada hari Senin karena menguatnya USD dan melanjutkan penurunannya ke 1.0344 pada hari Selasa dan bertahan sampai hari Rabu. Pada hari Kamis, EUR/USD berhasil berbalik arah dan naik ke 1.0505 karena USD berbalik melemah dan meneruskan kenaikannya pada hari Jumat ke 1.0540 walaupun sempat turun sebentar ke 1.0450 sebagai reaksi awal dari keluarnya data NFP AS yang kuat.

Pergerakan Harian EUR/USD Minggu Lalu

EUR/USD kehilangan daya tariknya pada paruh kedua perdagangan hari Senin, turun ke bawah 1.0400 diperdagangkan di sekitar 1.0380. Dengan indeks saham utama di bursa saham AS, Wall Street, terdorong turun, di tengah keresahan coronavirus yang baru di Cina, dollar AS berhasil mengumpulkan kekuatannya dan memaksa EUR/USD turun.

Pada awal jam perdagangan sesi Eropa, EUR/USD sempat naik ke level tertinggi dalam lima bulan dekat 1.0500. . Namun dalam jam perdagangan sesi AS, keadaan sudah berbalik. Dolar AS berhasil menarik para investor karena kuatnya gelombang keengganan terhadap resiko.

Berita – berita mengenai coronavirus dari Cina telah memaksa investor untuk mengambil sikap berhati-hati pada permulaan minggu yang baru dan menyebabkan EUR/USD tertekan turun. National Health Commission dari Cina melaporkan lebih dari 40.000 kasus baru terjadi pada hari Minggu yang lalu, membangkitkan keprihatinan atas kebijakan “zero-Covid” Cina yang membebani aktifitas ekonomi global.

Pasar di domain Asia menghadapi tekanan yang luarbiasa besar di tengah keresahan yang terjadi di Cina atas restriksi yang diberlakukan. Para individu datang ke jalan – jalan memprotes langkah-langkah restriktif atas Covid – 19.

Bangkitnya Covid – 19 di Cina telah berlangsung selama beberapa bulan dan sekarang para rumah tangga frustasi dan marah karena terus menerus berada di rumah tanpa penghasilan yang tetap untuk mengongkosi kebutuhan paling dasar. Para pemprotes membawa slogan “Demokrasi Bukan Diktator” yang bisa memicu resiko perang sipil.

Hal ini telah memicu tema enggan terhadap resiko di pasar global dan region Asia – Pacific menghadapi suasana yang sangat panas. Sementara itu bank-bank pemerintah Cina membeli saham-saham habis-habisan untuk menggerakkan pasar yang sudah babak belur.

EUR/USD berhasil rebound setelah sempat jatuh ke arah 1.0300 pada awal jam perdagangan hari Selasa dan bergerak positip ke arah 1.0350 dan diperdagangkan di sekitar 1.0344.  Data ekonomi yang keluar dari AS menunjukkan bahwa Consumer Confidence AS melemah di bulan November, membatasi kenaikan dalam dollar AS dan membantu pasangan mata uang EUR/USD mendapatkan dukungan.

Indeks Consumer Confidence AS jatuh ke 100.2 pada bulan November, turun dari angka bulan Oktober di 102.5. Sementara para ekonom memperkirakan angkanya 100.0.

Sebelumnya data ekonomi dari Jerman menunjukkan bahwa Consumer Price Index (CPI) tahunan Jerman bulan November turun ke 10% dari sebelumnya di 10.4% di bulan Oktober.

Pasar saham global kebanyakan naik dalam perdagangan semalam. Index saham AS mengarah menguat pada saat pembukaan perdagangan sesi New York dimulai. Atmosfir yang positip terhadap resiko terefleksi pada naiknya indeks saham FTSE 100 Inggris hampir 1% pada hari itu dan indeks saham berjangka AS naik antara 0.3% dan 0.6%. Persepsi pasar yang positip terhadap resiko ini berdampak signifikan bagi turunnya dollar AS.

Trader dan investor masih memonitor dengan seksama situasi keresahan sipil di Cina. Laporan mengatakan bahwa kasus Covid yang baru di Cina sedang mulai menurun. Turunnya kasus baru harian Covid – 19 dari puncak paling tinggi di 40,347 menjadi 38,645 kelihatannya telah memicu optimisme di pasar.

Selain itu di jalan – jalan sudah tidak ada protes yang besar yang dilaporkan oleh media. Laporan mengatakan bahwa otoritas Cina menurunkan kehadiran polisi yang berat di kota – kota utama untuk menakuti demonstrasi berikutnya pada akhir minggu.

Hari Rabu, EUR/USD mengalami tekanan bearish yang kuat dan turun ke arah 1.0350 di sekitar 1.0354 jelang pidato ketua FOMC the Fed Jerome Powell di tengah arus akhir bulan. Indeks dollar AS berbalik menguat setelah munculnya data makro ekonomi AS yang bervariasi.

Setelah turun ke dasar di 1.0318 pada jam perdagangan sesi Asia hari Rabu, EUR/USD sempat pulih pada jam perdagangan sesi Eropa dengan kenaikan menyentuh ketinggian di 1.0400 karena dollar AS sempat kehilangan kekuatannya.

Namun pada jam perdagangan sesi AS, dollar AS berbalik menguat dengan munculnya data makro ekonomi AS yang bervariasi.

Bureau of Economic Analysis AS mengeluarkan laporan GDP Q3 AS perkiraan yang kedua yang menunjukkan bahwa GDP AS naik 2.9%, lebih tinggi dibandingkan dengan yang diperkirakan pasar kenaikan sebesar 2.7%. Angka GDP Q3 AS ini datang setelah dua kali angka GDP yang negatip yakni – 1.6% di Q1 dan – 0.6% di Q2.

Perkiraan kedua GDP Q3 AS ini terutama merefleksikan revisi naik terhadap belanja konsumen dan investasi tetap nonresidensial yang sebagian dikurangi oleh revisi turun dari investasi inventori swasta.

Munculnya laporan GDP AS Q3 ini membuat dollar AS berbalik naik dari penurunannya. Dolar AS menguat 0.12% ke 106.890 yang mengakibatkan turunnya GBP/USD.

Sebelumnya, prosesor payrolls swasta ADP mengatakan bahwa 127.000 pekerjaan diciptakan pada bulan November. Angka ini meleset secara signifikan dari perkiraan para ekonom yang memperkirakan 196.000 pekerjaan diciptakan.

Data makro ekonomi dari zona Eropa juga bervariasi. Jerman melaporkan tingkat pengangguran di bulan November yang naik ke 5.6%, memburuk dari sebelumnya di 5.5%. Sebaliknya, inflasi zona Euro turun di bulan November untuk pertama kalinya sejak pertengahan 2021 dengan Consumer Price Index (CPI) zona Euro hanya naik 10% YoY dibandingkan dengan angka bulan Oktober naik 10.6%.

Hari Kamis, EUR/USD telah berhasil mengumpulkan momentum bullish dan memperpanjang rally ke area 1.0500 dan diperdagangkan di sekitar 1.0505. Data dari AS menunjukkan bahwa inflasi PCE tahunan turun ke 6% pada bulan Oktober dan PMI manufaktur dari ISM jatuh ke bawah 50 pada bulan November, yang memicu aksi jual terhadap dollar AS.

Angka data inflasi PCE yang lebih rendah daripada yang diperkirakan dan mengecewakannya angka PMI manufaktur dari ISM membebani dollar AS dengan berat, mendorong naik pasangan matauang EUR/USD pada jam perdagangan sesi AS.

Tekanan jual yang luas atas dollar AS membantu mendorong rally EUR/USD pada pertengahan minggu. Setelah ketua FOMC the Fed Jerome Powell menegaskan bahwa kenaikan tingkat bunga yang lebih kecil bisa terjadi pada bulan Desember.

Secara basis bulanan, the core Personal Consumption Expenditures Price Index (PCEPI) AS hanya bertambah 0.2% pada bulan lalu, kata Departemen Perdagangan AS pada hari Kamis. Data inflasi dari PCEPI ini lebih rendah daripada yang diperkirakan kenaikan sebesar 0.3%.

Secara basis tahunan, inflasi AS naik 5.0%, turun dari angka bulan September di 5.2%. Inflasi kembali kepada level yang terlihat pada bulan Juni.

Hari Jumat, pada jam perdagangan awal sesi Asia dan Eropa, EUR/USD  terkonsolidasi di atas 1.0500 di sekitar 1.0500, setelah sebelumnya lagi sempat mencapai level tertingginya sejak bulan Juni di 1.0540.

EUR/USD jatuh ke bawah 1.0450 setelah keluarnya laporan pekerjaan AS – Nonfarm Payrolls, sebagai reaksi awal. Namun dalam jam perdagangan selanjutnya EUR/USD berbalik naik lagi dan diperdagangkan di sekitar $1,0540.

Setelah turun ke kerendahan 3 ½ bulan dekat support psikologis di 104.00, indeks dollar AS naik solid kembali ke atas 105.00 sebagai reaksi awal keluarnya data pekerjaan AS yang kuat. Namun selanjutnya indeks dollar AS kembali tertekan dan turun ke sekitar 104.60, sehingga membuat pasangan matauang EUR/USD berbalik menguat, kembali naik ke atas 1.0500, di sekitar 1.0520.

Laporan situasi employment bulan November yang menunjukkan angka Non-Farm Payrolls naik 263.000, yang adalah di atas dari yang diperkirakan kenaikan sebesar 200.000 dan sedikit di bawah laporan bulan Oktober yang direvisi dengan kenaikan sebesar 284.000.

Lebih penting lagi, penghasilan rata – rata per jam menunjukkan kenaikan sebesar 0.55% dari bulan Oktober dan naik 5.09% YoY. Angka ini dianggap panas oleh pasar.

Secara keseluruhan, laporan employment AS ini dipandang sebagai terlalu kuat bagi keinginan the Fed. The Fed kemungkinan akan enggan untuk mundur terlalu banyak dalam ke agresifan pengetatan kebijakan moneternya.

Signal yang Bervariasi dari AS

Ketua the Fed Powell berbicara pada hari Rabu dan berkata bahwa bank sentral AS bisa mulai memperlambat kecepatan di dalam pengetatan quantitative-nya segera pada bulan Desember, walaupun dia menambahkan bahwa tingkat bunga yang restriktif akan tetap berlaku untuk sementara waktu, dengan pertempuran melawan inflasi masih jauh dari berakhir.

Menurut Powell, masuk akal untuk mengurangi kecepatan dalam menaikkan tingkat suku bunga sementara melakukan pendekatan pada level restriksi yang cukup untuk menurunkan inflasi. Waktu untuk mulai mengurangi kecepatan kenaikan tingkat bunga mungkin bisa segera dilaksanakan pada bulan Desember.

EUR/USD turun ke arah 1.0427 pada hari Jumat setelah rilis dari laporan Nonfarm Payrolls (NFP). Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan AS menambahkan 263.000 pekerjaan yang baru pada bulan November dan merevisi naik angka bulan Oktober menjadi 284.000. Sektor pekerjaan bertumbuh lebih kuat daripada yang diperkirakan meskipun Federal Reserve AS mengadakan pendekatan yang agresif. Melambatnya pasar tenaga kerja adalah bagian dari mengatasi inflasi dan dengan berkembangnya sektor tenaga kerja jelas berarti bank sentral AS masih bisa mempertahankan kecepatan pengetatan quantitative-nya yang ada sekarang.

Tidak peduli dengan naiknya dollar AS secara tajam setelah keluar laporan NFP, kelihatannya tidak mungkin para pejabat the Fed mengubah pikiran mereka dan menaikkan tingkat suku bunga 75 bps lagi pada bulan Desember.

Data Makro Ekonomi Masih Jauh dari Optimal

Secara umum, berita – berita data makro ekonomi yang keluar dari AS dan Eropa masih jauh dari yang diharapkan.  Personal Consumption Expenditures (PCE) Price Index AS yang naik 6% YoY pada bulan Oktober, hanya turun sedikit dari sebelumnya 6.3%. Inflasi PCE inti yang muncul di 5% pada periode yang sama, hanya turun sedikit dari sebelumnya 5.2% pada bulan September. Dan juga  ISM Manufacturing PMI jatuh ke 49 di bulan November, turun dari sebelumnya di 50.2, menjadi pertama kalinya indikator ini memberikan signal kontraksi sejak bulan Mei 2020. Melemahnya inflasi yang diikuti dengan melemahnya pertumbuhan membuat spekulasi bahwa the Fed kemungkinan akan menaikkan tingkat suku bunga hanya sebesar 50 bps pada bulan Desember.

Pada saat yang bersamaan, S&P Global merevisi PMI manufaktur Eropa yang merefleksikan kontraksi yang lebih tajam pada bulan November. Selain itu, Harmonized Index of Consumer Prices (HICP) naik 10% YoY pada bulan November, turun dari 10.4% pada bulan sebelumnya. Turunnya inflasi adalah kabar baik namun angka tahunan di 10% adalah angka yang masih terlalu tinggi untuk dikatakan positip. Akhirnya, Penjualan Ritel Jerman turun 2.8% MoM pada bulan Oktober, sementara angka – angka minor lainnya juga meleset dari yang diperkirakan yang menunjukkan aktifitas ekonomi sedang melambat.

Minggu ini akan muncul angka – angka yang penting. S&P Global akan merilis data PMI Jasa final bulan November untuk AS dan Eropa. Uni Eropa juga akan mempublikasikan Penjualan Ritel bulan Oktober dan angka GDP Q3 yang final.

Sementara itu, Amerika Serikat akan mempublikasikan angka resmi dari PMI Jasa dari ISM bulan November yang diperkirakan akan muncul di 55.6, naik dari angka bulan Oktober di 54.4, Producer Price Index bulan November dan perkiraan pendahuluan dari Michigan Consumer Sentiment Index bulan Desember.

Support & Resistance

“Support” terdekat menunggu di 1.0500 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.0480  dan kemudian 1.0420. “Resistance” terdekat menunggu di 1.0600 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.0650 dan kemudian 1.0700. (Vibiznews)

Leave a Reply

Solverwp- WordPress Theme and Plugin