Harga emas pada jam perdagangan sesi AS hari Jumat minggu lalu, memperoleh daya tariknya dan naik ke arah $1,920 di $1,919 per troy ons, setelah keluarnya data inflasi Personal Consumption Expenditures (PCE) Price Index AS bulan Mei yang muncul sesuai dengan yang diperkirakan.
Keluarnya data PCE AS yang sesuai dengan yang diperkirakan, dianggap lemah, sehingga pasar membalikkan perkiraan akan menguatnya dolar AS dan membuat yield obligasi treasury AS turun ke arah 3.8% dan dolar AS berada di bawah tekanan jual yang baru yang mendorong rebound-nya harga emas.
Indeks dolar AS turun 0.42% ke 102.575 pada hari Jumat setelah keluarnya data PCE AS yang sesuai dengan yang diperkirakan.
Data Personal Consumption Expenditures (PCE) Price Index AS bulan Mei muncul sesuai dengan yang diperkirakan. PCE Index per bulan muncul di 0.4%, stabil dari sebelumnya 0.4% di bulan April. Inflasi PCE per tahun menurun ke 3.8%, dari sebelumnya 4.4%.
Namun kenaikan harga emas dibatasi oleh sikap yang semakin hawkish yang diadopsi oleh para bank sentral utama dunia dan prospek akan kenaikan tingkat bunga lebih lanjut yang menjadi badai bagi harga emas yang merupakan “non-yielding assets”.
Ketua the Fed Jerome Powell mengulangi dukungannya untuk dua kali lagi kenaikan tingkat bunga pada tahun 2023 pada saat berbicara di Forum European Central Bank (ECB) mengenai bank sentral minggu lalu.
Berbicara di Forum Para Bank Sentral ECB, Lagarde mengulangi bahwa inflasi di area Euro terlalu tinggi dan disiapkan untuk tetap berada di posisi tersebut dalam jangka waktu yang cukup lama. Para pembuat kebijakan akan harus membawa tingkat bunganya ke level restiktif yang cukup dan mempertahankannya ditingkat itu untuk waktu yang selama mungkin diperlukan.
Support & Resistance
“Support” terdekat menunggu di $1,913 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,900 dan kemudian $1,888.
“Resistance” terdekat menunggu di $1,926 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,933 dan kemudian $1,950.
( VIBIZNEWS )