Harga minyak naik pada hari Jumat dan akan raih minggu positif keenam berturut-turut usai negara produsen utama Arab Saudi dan Rusia memperpanjang pengurangan pasokannya baru-baru ini, meskipun penguatannya terbatas menjelang data payrolls kunci di AS.
Produsen minyak terbesar di dunia itu mengatakan pada hari Kamis bahwa mereka akan mendorong pengurangan pasokan masing-masing hingga akhir Desember dan berpotensi lebih dari itu. Arab Saudi akan mempertahankan pemangkasan produksi sebanyak 1 juta barel per hari (bph), sementara Rusia akan memangkas ekspor minyak sebesar 300.000 bph.
Pemangkasan ini dilakukan sebelum pertemuan Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) pada hari Jumat, dengan dua anggota terbesar dari kelompok ini juga menandai kemungkinan pemangkasan yang lebih dalam untuk menopang harga minyak.
Namun grup ini diperkirakan tidak akan mengumumkan apapun perubahan untuk produksi keseluruhan pada hari Jumat.
Namun, pemangkasan bisa membantu harga minyak menutup semua kerugiannya untuk minggu ini, sat traders berspekulasi bahwa pengetatan pasokan mayoritas akan mengimbangi potensi turunnya permintaan tahun ini, di tengah kondisi ekonomi global yang lemah.
Harga minyak menuju minggu posisi keenam karena pasokan mengetat
Minyak Brent naik 0,3% ke $85,45 per barel, sementara minyak WTI naik 0,4% menjadi $81,91 per barel pukul 08.39 WIB. Keduanya masing-masing akan naik 0,5% dan 1,6% untuk minggu ini.
Prospek pasar minyak juga dibantu oleh cadangan AS yang mencatat penurunan yang jauh lebih besar untuk minggu lalu, turun lebih dari 17 juta barel. Angka tersebut merupakan angka penurunan terbesar yang tercatat dalam data sejak tahun 1982, dan menyiratkan bahwa pasokan minyak di negara konsumen terbesar di dunia ini semakin mengetat.
Hal ini membantu pasar untuk mengabaikan kekhawatiran atas downgrade utang AS oleh Fitch, dengan analis juga memprediksi peluang harga minyak yang lebih baik tahun ini, karena pasokan yang mengetat.
Penguatan terbatas jelang data nonfarm payrolls
Namun, meski harga minyak akan naik selama enam minggu berturut-turut, momentumnya melambat dalam beberapa sesi terakhir di tengah tekanan dari dolar yang lebih kuat. Greenback naik tajam minggu ini di tengah kekhawatiran akan pandangan hawkish Federal Reserve.
Peningkatan harga minyak juga terbatas pada hari Jumat saat pasar menunggu data penting nonfarm payrolls untuk bulan Juli. Setiap tanda-tanda kekuatan di pasar tenaga kerja kemungkinan akan memberikan potensi suku bunga AS yang lebih hawkish, yang dapat meningkatkan dolar dan menekan pasar minyak.
Data private payrolls minggu ini juga indikasi kekuatan di pasar pekerjaan AS, yang berpotensi menandai angka serupa akan datang dari data resmi yang akan dirilis hari ini.
Komoditas pagi, nikel naik 0,8% pada dini hari tadi, timah turun 1,1% Rabu di ICE London, bijih besi jatuh 2,93% Kamis dan tembaga turun 0,12% pukul 10.27 WIB.
Sementara, karet mencapai 129,80 pada Rabu di Singapura, batubara Newcastle di ICE London tercatat 134,00, kakao AS jatuh 1,8% hingga dini hari, harga minyak sawit sentuh 3.816,00, dan kacang kedelai naik 0,75% pukul 10.28 WIB.
Kopi robusta di London berada di 2.650,00, kopi AS turun 1,69% dini hari dan gas alam naik 0,16%.
[ INVESTING ]