Mata uang Asia mayoritas naik tipis dalam perdagangan libur pada hari Senin, menandai awal positif untuk tahun baru saat investor memperkirakan kenaikan suku bunga yang lebih lambat oleh Federal Reserve AS dan dolar juga melemah.
Yen melanjutkan kenaikan kuat dari minggu lalu, atau naik sebesar 0,1% di 130,96 – level terkuatnya terhadap dolar dalam lima bulan. Kendati mata uang ini jatuh lebih dari 15% pada tahun 2022, mata uang juga kembali mendapatkan beberapa kerugian yang hilang menjelang akhir tahun, terutama setelah Bank of Japan tanpa diduga memberikan sinyal hawkish dalam rapat bulan Desember.
Namun, ekonomi Jepang akan mengalami peningkatan hambatan, utamanya kala inflasi tinggi dan ketidakpastian atas pandemi COVID-19 terus menggerogoti pertumbuhan. Data bulan lalu menunjukkan inflasi konsumen Jepang melonjak ke level tertinggi 41 tahun pada bulan November.
Yuan turun 0,1% dalam perdagangan luar negeri, pasca data ekonomi yang dirilis akhir pekan menunjukkan aktivitas manufaktur di negara itu menyusut lebih jauh pada bulan Desember, tatkala negara tersebut melawan lonjakan infeksi COVID-19. China mengalami lonjakan besar kasus COVID-19 setelah melonggarkan sebagian besar tindakan anti-COVID pada bulan Desember.
Namun, pasar memperkirakan akhirnya akan datang pemulihan ekonomi di negara itu saat kembali mencabut langkah-langkah penguncian ketat hampir tiga tahun yang telah sangat menghambat pertumbuhan.
Yuan, bersama dengan sebagian besar mata uang Asia, mengalami kerugian besar pada tahun 2022 saat Federal Reserve mulai menaikkan suku bunga. Dengan suku bunga AS yang akan tetap tinggi hingga 2023, tren ini secara luas diperkirakan akan terus berlanjut.
Indeks dolar dan indeks dolar berjangka mengalami pergerakan kecil pada hari Senin karena libur tahun baru di sebagian besar dunia. Tetapi greenback naik hampir 8% pada tahun 2022, usai Federal Reserve memulai salah satu siklus kenaikan suku bunga paling agresif untuk mengendalikan inflasi yang tak terkendali.
Namun, dolar AS melemah dalam beberapa bulan terakhir setelah data menunjukkan Inflasi AS kemungkinan telah mencapai puncaknya, yang diperkirakan akan mendorong laju kenaikan suku bunga yang lebih lambat oleh Fed. Bank sentral AS telah menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin yang relatif lebih kecil pada bulan Desember, dan diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 bps pada bulan Februari.
Rupee naik 0,1% setelah melemah pada tahun 2022, di mana tekanan pada mata uang utamanya berasal dari defisit perdagangan India yang besar dan ketergantungan pada impor minyak. Meski ekonomi negara itu berkinerja baik pada tahun 2022, keraguan kini mulai muncul apakah kinerja yang lebih baik ini akan berlanjut ke tahun depan.
Won Korea turun 0,6% usai data menunjukkan neraca perdagangan negara tetap negatif pada bulan Desember, di mana ekspor dan impor berkontraksi.