Indeks Nikkei berakhir turun pada hari Jumat, mencapai level terendah dalam dua minggu dan mengikuti penurunan di bursa Wall Street semalam, karena Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell mengatakan bahwa inflasi terlalu tinggi dan kebijakan moneter belum terlalu ketat.
Indeks Nikkei 225 turun 0,54% menjadi ditutup pada 31.259 sementara Indeks Topix yang lebih luas turun 0,38% menjadi 2.256.
Bursa saham global juga berada di bawah tekanan dari melonjaknya imbal hasil Treasury AS bertenor 10 tahun sempat mencapai 5% untuk pertama kalinya sejak tahun 2007.
Sementara itu, investor menilai data yang menunjukkan tingkat inflasi utama Jepang turun ke level terendah dalam satu tahun sebesar 3%. pada bulan September, sementara tingkat inflasi inti melambat ke level terendah dalam 13 bulan sebesar 2,8% namun tetap berada di atas target bank sentral sebesar 2% selama delapan belas bulan berturut-turut.
Kerugian signifikan terlihat dari indeks kapital besar seperti Toyota Motor (-1.1%), Fast Retailing (-1.5%), SoftBank Group (-2%), Daikin Industries (-1.7%) dan Panasonic Holdings (-2.5%).
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya di awal pekan, indeks Nikkei akan mencermati hasil penutupan bursa Wall Street dan perkembangan konflik geopolitik di Timur Tengah, yang jika memberikan sentimen negatif, akan menekan indeks Nikkei. Sebaliknya jika bursa Wall Street berakhir naik dan ketegangan di Timur Tengah mereda, akan memberikan sentimen positif dan menguatkan indeks Nikkei.
[ VIBIZNEWS ]