Harga minyak naik pada hari Selasa, stabil dari kerugian yang diderita kemarin kala pasar berspekulasi bahwa memburuknya pertumbuhan di China akan mengundang lebih banyak langkah stimulus dari pemerintah, sementara fokus juga beralih ke data pasokan minyak AS.
Pasar minyak catat penurunan tajam sesi sebelumnya setelah data menunjukkan pertumbuhan ekonomi di China – negara importir minyak terbesar di dunia – melambat secara substansial pada kuartal kedua.
Kerugian pada hari Senin menarik turun harga minyak jauh dari level tertinggi baru ini, dengan Brent dan WTI kehilangan level kunci – $80 per barel dan $75 per barel.
Minyak Brent naik 0,2% ke $78,69 per barel, dan minyak WTI naik 0,3% menjadi $74,28 per barel pukul 08.42 WIB hari Selasa.
Dimulainya kembali produksi di ladang-ladang minyak utama Libya juga menekan pasar minyak mentah, sehingga mengurangi beberapa spekulasi bahwa produksi di negara tersebut akan terhenti lebih lama.
Namun, pelemahan dolar, yang merosot ke level terendah 15 bulan di bulan Juli, membantu membatasi penurunan yang lebih besar pada harga minyak.
PDB China mengecewakan, lebih banyak stimulus ditunggu
Data yang dirilis pada hari Senin menunjukkan produk domestik bruto China melambat pada kuartal kedua dari kinerja yang kuat pada kuartal pertama. Pemulihan ekonomi pasca-COVID di negara importir minyak terbesar di dunia ini tampaknya mulai kehabisan tenaga.
Namun, pasar saat ini memperkirakan potensi lebih banyak langkah stimulus dari Beijing, saat pemerintah bergerak untuk menopang pertumbuhan ekonomi.
Laporan-laporan media lokal menyebut People’s Bank of China berpotensi memangkas persyaratan cadangan pada kuartal ketiga, membuka likuiditas yang lebih berdampak untuk mendukung perekonomian. Bank tersebut terakhir kali memangkas rasio persyaratan cadangan pada bulan Maret tahun ini, hanya beberapa bulan setelah pemerintah melonggarkan sebagian besar pembatasan anti-COVID.
Namun, meskipun impor minyak ke China tetap kuat kendati pertumbuhannya melambat, permintaan bahan bakar di negara tersebut telah berjuang untuk pulih dari posisi terendah era COVID di tengah melambatnya aktivitas bisnis.
Selain itu karet mencapai 129,20 pada Senin di Singapura, batubara Newcastle di ICE London tercatat 140,00, kakao AS naik 0,45% hingga dini hari, harga minyak sawit sentuh 3.885,00, dan kacang kedelai naik 0,42%.
Kopi robusta di London berada di 2.549,00, kopi AS jatuh 3,53% dan gas alam naik tipis 0,08%.
Data pasokan AS ditunggu, stok terlihat sedikit menyusut
Investor saat ini menunggu sinyal lain dari data inventaris mingguan AS, yang akan dirilis oleh American Petroleum Institute dan Energy Information Administration pada hari Selasa dan Rabu. Data ini diperkirakan akan menunjukkan sedikit turunnya stok setelah kenaikan yang jauh lebih besar dari perkiraan di minggu sebelumnya.
Sebuah ukuran utama permintaan bahan bakar AS telah mengecewakan pasar minggu lalu, menunjukkan bahwa konsumsi bensin turun dibandingkan minggu sebelumnya, yang tidak biasa terjadi saat musim panas yang penuh dengan permintaan.
Kondisi cuaca ekstrem di negara ini juga diperkirakan telah mengganggu tingkat konsumsi bahan bakar, lantaran berbagai bagian negara ini bergulat dengan banjir, kebakaran hutan, dan cuaca panas nan ekstrem.
Komoditas logam, nikel jatuh 3,26% pada dini hari tadi, timah turun 0,92% Jumat di ICE London, bijih besi turun 0,51% Senin dan tembaga naik tipis 0,05% pukul 09.26 WIB.
( INVESTING )