Harga gula di bursa komoditi berjangka New York pada hari Kamis berakhir turun setelah Menteri Pangan India mengatakan negaranya tidak akan menghadapi kekurangan gula di pasar domestik, yang membuka kemungkinan untuk melanjutkan ekspor gula.
Harga gula kontrak bulan Maret 2024 ditutup turun 0,69% pada 27,29 sen per pon.
Menteri Pangan India Chopra mengatakan cadangan gula India pada 1 Oktober berjumlah 5,7 MMT, cukup untuk memenuhi permintaan selama 2-1/2 bulan, dan India akan memutuskan apakah akan mengizinkan ekspor gula setelah menilai produksi tebunya.
Gula mendapat dukungan dari spekulasi bahwa India akan segera mengumumkan pembatasan ekspor pasokan gulanya. Pada tanggal 23 Agustus, Reuters melaporkan bahwa India sedang mempertimbangkan untuk melarang pabrik gulanya mengekspor gula pada musim 2023/24 yang dimulai pada bulan Oktober karena kurangnya hujan monsun mengurangi hasil panen gula di negara tersebut. Departemen Cuaca India mengatakan hujan muson tahun ini (Jun-Sep) berada -6% di bawah rata-rata, yang merupakan curah hujan muson terburuk dalam 5 tahun.
Kementerian Pangan India mengatakan akan membuat keputusan akhir mengenai ekspor gula untuk tahun 2023/24 ketika perkiraan sebenarnya dari total produksi tersedia. India mengizinkan pabrik gula untuk mengekspor hanya 6,1 MMT gula selama musim 2022/23 saat ini hingga 30 September setelah membiarkan mereka mengekspor rekor 11,1 MMT pada musim lalu.
Asosiasi Pabrik Gula India (ISMA) pada tanggal 2 Agustus memperkirakan bahwa produksi gula India pada tahun 2023/24 akan turun -3,4% y/y menjadi 31,68 MMT.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, harga gula akan mencermati keputusan India untuk ekspor gula dan pergerakan dolar AS yang jika menguat akan menekan harga gula. Harga gula diperkirakan bergerak dalam kisaran Support 27,03-26,80. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance 27,51-27,73
[ VIBIZNEWS ]