Di tengah perdagangan forex sesi Eropa hari Jumat (12/2/2021) posisi euro dalam pair EURUSD bergerak bearish sejak awal sesi Asia setelah sesi sebelumnya ditutup pada posisi tertinggi sepekan lebih. Tenaga rally kurs euro tidak berlanjut lagi oleh merosotnya perdagangan aset risiko yang menguntungkan posisi dolar AS.
Posisi euro sebelumnya sudah dibayangi oleh laporan proyeksi PDB eurozone oleh Komisi Eropa, yang menurunkan perkiraan GDP untuk 2021 zona Euro hanya tumbuh 3,8% tahun ini dan sama pada 2022. Sebelumnya pada bulan November Komisi Eropa telah memproyeksikan ekspansi 4,2% pada tahun 2021 dan pertumbuhan 3% pada tahun 2022.
Berita diatas menjadi salah satu pemicu kurang kondusifnya suasana pasar global yang memicu anjloknya bursa saham kawasan Eropa serta indeks S&P500 berjangka dan juga imbal hasil obligasi Amerika.
Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap banyak rival utamanya sedang rebound di pasar uang Eropa setelah setelah melemah 5 hari berturut; bergerak kuat sebagai valas safe haven merespon kondusifnya suasana pasar global akibat perpanjangan lockdown di Jerman, keadaaan darurat di Jepang serta penurunan data pertumbuhan ekonomi Inggris.
Secara teknikal menurut analyst Vibiz Research Center pair EURUSD menguat, pair kini berada di posisi 1.2123 dan sedang bergerak turun. Jika meluncur terus menembu posisi pivotnya 1.2095 akan turun ke support kuatnya di 1.2068 – 1.2030. Namun jika menguat kembali, akan mendaki ke posisi 1.2143 sebelum menuju resisten selanjutnya di 1.2170-1.2208.
( vibiznews )