Di tengah perdagangan forex sesi Eropa hari Rabu (9/3/2021) posisi euro dalam pair EURUSD terkoreksi dari rebound sesi sebelumnya oleh pergerakan kuat dolar AS merespon kenaikan imbal hasil obligasi AS. Pair diperkirakan akan terus tertekan oleh hasil lelang obligasi AS 10-tahun dan pengesahan paket stimulus fiskal oleh DPR AS serta rilis data inflasi AS.
Data Indeks Harga Konsumen atau CPI bulan Februari diperkirakan akan menunjukkan peningkatan inflasi, terutama pada harga pokok yang dipicu oleh kenaikan harga minyak mentah. Sementara Core CPI kemungkinan masih terkendali dari periode bulan lalu.
Lelang obligasi akan jatuh tempo sekitar pukul 18:00 GMT, sekitar waktu Dewan Perwakilan Rakyat AS ditetapkan untuk menyetujui paket stimulus versi Senat. RUU ini menjadi salah satu pemicu naik untuk imbal hasil obligasi dan juga dolar AS. Posisi imbal hasil obligasi 10- tahun melayang di sekitar 1,54%, di bawah 1,60% yang kini menekan perdagangan saham.
Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap banyak rival utamanya sedang merangkak naik di pasar uang Eropa setelah terkoreksi tajam di sesi global sebelumnya; sempat tertekan dengan turunnya permintaan safe haven oleh melemahnya yields obligasi Treasury AS.
Secara teknikal menurut analyst Vibiz Research Center pair EURUSD melemah, pair kini berada di posisi 1.1868 dan sedang meluncur ke posisi 1.1834, jika tembus meluncur ke support kuatnya di 1.1851 – 1.1823. Namun jika berbalik arah, akan mendaki kembali ke posisi 1.1901 sebelum menuju posisi resisten kuat di 1.1932 – 1.1960.
( vibiznews )