Ekonom Senior UOB Group Julia Goh dan Ekonom Loke Siew Ting menilai data inflasi terbaru di Filipina.

Poin-Poin Penting

“Inflasi utama meningkat untuk bulan ketiga berturut-turut ke level tertinggi 14 tahun sebesar 8,0% y/y di bulan November (dari +7,7% di bulan Oktober), sesuai dengan estimasi kami tetapi melampaui kenaikan 7,8% konsensus Bloomberg. Hal ini didorong oleh harga yang lebih tinggi dari hampir semua komponen indeks harga konsumen (IHK), terutama makanan, jasa transportasi penumpang, restoran & akomodasi, dan layanan perawatan pribadi, di tengah melemahnya mata uang (PHP) selama bulan tersebut.”

“Mengingat bahwa inflasi tahun berjalan (+5,6%) telah melampaui target setahun penuh kami sebesar 5,5% dan inflasi Desember kemungkinan akan melonjak lebih jauh ke 8,5% y/y, kami mengubah estimasi inflasi setahun penuh tahun 2022 ke 5,9% (dari 5,5% sebelumnya, estimasi BSP: 5,8%). Namun, kami mempertahankan proyeksi inflasi kami untuk tahun 2023 pada 4,5% (estimasi BSP: 4,3%), mengingat efek basis, dampak kebijakan moneter ketat pada konsumsi, dan pertumbuhan global yang lebih lemah tahun depan.”

“Rekor pembacaan inflasi utama dan inti di bulan November telah memperkuat kasus untuk kenaikan sebesar 50bp dalam tingkat pembelian kembali semalam (RRP) ketika Dewan Moneter BSP bertemu Kamis depan (15 Desember). Ini akan mencatatkan pertemuan terakhir tahun ini, membawa suku bunga RRP menjadi 5,50%. Namun, hal ini tidak mungkin mencatat akhir dari siklus kenaikan suku bunga BSP mengingat bahwa The Fed AS mengisyaratkan tingkat suku bunga terminal yang lebih tinggi lebih lama lagi, dan inflasi Filipina akan tetap berada di atas kisaran target jangka menengah BSP 2,0%-4,0% hingga semester 1 2023. Kami menegaskan kembali proyeksi kenaikan suku bunga RRP kami sebesar 50bp di Kuartal 1 2023 (+25bp masing-masing di bulan Februari dan Maret 2023), sebelum melakukan jeda pada 6,00% setelahnya.”