Dolar AS bergerak datar, mundur dari tertinggi empat minggu terhadap mata uang utama pada hari Jumat menantikan laporan pekerjaan utama yang dapat mempengaruhi jalur suku bunga AS.
Sterling diperdagangkan sedikit lebih tinggi setelah memulihkan kerugian spontan menyusul keputusan Bank of England untuk menurunkan suku bunga menjadi seperempat poin pada hari Kamis.
Yen melayang di dekat tengah kisaran perdagangannya minggu ini karena para pedagang mencoba untuk mengukur toleransi Bank of Japan untuk imbal hasil yang lebih tinggi menyusul perubahan kebijakan yang mengejutkan minggu lalu.
Sementara itu, dolar Australia yang sensitif terhadap risiko menguat di tengah rebound pada saham Tiongkok dan ekuitas berjangka AS.
Indeks dolar AS, yang mengukur mata uang terhadap sekeranjang enam mata uang, naik tipis 0,05% menjadi 102,59. Pada hari Kamis, itu telah mendorong ke tertinggi sejak 7 Juli di 102,84 pada satu titik, tetapi kehilangan tenaga selanjutnya dengan laporan nonfarm payrolls bulanan menjulang pada hari Jumat.
Namun, dolar menguat 0,16% menjadi 142,76 yen, dibantu oleh kenaikan imbal hasil Treasury jangka panjang ke level tertinggi hampir sembilan bulan di 4,198% semalam.
Sterling turun tipis 0,07% menjadi $1,26987, setelah turun serendah $1,2620 pada hari Kamis untuk pertama kalinya sejak 30 Juni setelah keputusan BoE, meskipun ada peringatan bahwa suku bunga kemungkinan akan tetap tinggi untuk beberapa waktu.
Mata uang euro bergerak turun 0,06% menjadi $1,09429.
Bank Sentral Eropa pekan lalu mengisyaratkan akan mengambil jeda pada pertemuan berikutnya di bulan September karena inflasi terus turun dan pertumbuhan melemah.
Sementara itu, DolarAustralia turun tipis 0,05% menjadi $0,65476, melanjutkan pemulihannya dari level terendah dua bulan hari Kamis di $06514.
Meskipun Reserve Bank of Australia mengatakan dalam pernyataan kebijakan moneter triwulanannya bahwa inflasi menuju ke arah yang benar, meredupkan prospek kenaikan suku bunga lebih lanjut.
Aussie telah meluncur sejak pertengahan Juli di tengah penurunan harga komoditas dan lambatnya pemulihan mitra dagang utama Australia, China, dari tiga tahun pembatasan pandemi.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, dolar AS akan mencermati data Non Farm Payrolls AS bulan Juli yang jika terealisir turun akan menekan dolar AS. Indeks dolar AS diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance 102.89-103.33. Namun jika turun, akan bergerak dalam kisaran Support 102.28-101.77.
[ VIBIZNEWS ]