Bursa saham Asia naik pada hari Kamis, dan bursa utama menghentikan penurunan lima hari dalam optimisme atas data kepercayaan konsumen AS yang lebih kuat dari perkiraan mendorong indeks Wall Street, dan membantu sentimen bursa regional.
Indeks yang didominasi teknologi merupakan yang berkinerja terbaik, setelah data juga menunjukkan bahwa ekspektasi inflasi AS menurun pada bulan Desember, meningkatkan harapan bahwa suku bunga tidak akan naik setinggi yang dikhawatirkan sebelumnya. Hasil laba yang kuat dari perusahaan-perusahaan juga mendukung tren positif saham-saham AS.
Indeks Hang Seng Hong Kong menguat lebih 2%, indeks KOSPI Korea Selatan dan Taiwan masing-masing melesat naik 1% dan 1,5%. Di Indonesia, IHSG ditutup naik 0,06% dan rupiah naik 0,02% di 15.582,5 per dolar AS.
Indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,4% setelah sikap yang kurang dovish dari Bank of Japan mendorong indeks ke level terendah dua bulan. Penyesuaian tak terduga BOJ dari kisaran kontrol imbal hasil untuk obligasi pemerintah juga memicu pelemahan di pasar Asia yang lebih luas, saat trader khawatir akan pergerakan yang lebih hawkish dari bank sentral.
Serangkaian sinyal hawkish dari bank sentral utama membuat sebagian besar pasar Asia menurun selama lima sesi terakhir. Federal Reserve , Bank of England, dan European Central Bank semuanya mengisyaratkan kenaikan lanjutan suku bunga pada tahun 2023 tatkala bergerak untuk mengendalikan inflasi tinggi.
Fokus kini beralih ke data PDB kuartal III AS, dan yang lebih penting, Indeks harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi untuk bulan November, yang akan dirilis pada hari Jumat. Indeks PCE merupakan pengukur inflasi pilihan Fed, dan kemungkinan akan menjadi faktor dalam rapat kebijakan bank berikutnya pada bulan Februari.
Meski angka inti diperkirakan telah turun menjadi 4,7% tahunan pada bulan November dari 5% pada bulan sebelumnya, angkanya diperkirakan akan tetap jauh di atas target tahunan 2% Fed.
Namun, sebagian besar bursa saham Asia naik di tengah harapan bahwa indeks akan turun lebih dari yang diperkirakan, seperti yang terlihat dalam data inflasi konsumen yang dirilis awal bulan ini.
Saham-saham China tertinggal dari rekan-rekan regional. Indeks Shanghai Composite turun 0,3%, sedangkan indeks Shanghai Shenzhen CSI 300 naik 0,2%. Ketidakpastian atas krisis COVID-19 di negara tersebut terus menggerus sentimen meskipun semakin banyak tanda bahwa Beijing berencana untuk sepenuhnya mengurangi kebijakan nol-COVID yang ketat pada tahun 2023.
Saham-saham India turun karena investor terus mengunci keuntungan dari rekor tertinggi yang dicapai pada bulan November. Indeks Nifty 50 dan BSE Sensex 30 masing-masing turun sekitar 0,4%.
Namun, kedua indeks tersebut menjadi indeks dengan kinerja terbaik di Asia tahun ini, sebagian besar dibantu oleh prospek positif bagi perekonomian India.
Komoditas sore ini, nikel turun 0,9% pukul 15.24 WIB, timah mencapai 24.060,00 di ICE London pada penutupan Rabu, dan tembaga naik 0,06%. Sedangkan, karet turun 2,37% pada Selasa di Singapura, batubara Newcastle ICE London di 405,00 hingga Jumat, kakao AS naik 1,52% pada dini hari. Serta, kopi robusta di London berada di 1.882,00 dan gas alam naik 2,03% pukul 15.27 WIB.
Untuk mata uang, USD/JPY turun 0,41%, GBP/JPY naik 0,08%, GBPUSD naik 0,48%, EURUSD naik 0,42%, dan AUD/USD naik 0,76%. Kripto bitcoin turun 0,15% pukul 15.29 WIB BTC/USD dan ethereum turun 0,01% (ETH/USD). Lainnya, ETC/USD turun 0,78%.